Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, dengan penuh rasa syukur, melihat perkembangan positif dalam perekonomian Provinsi NTB. Trend positif ini tercermin dari dua indikator makro yang baru-baru ini dirilis oleh BPS pada bulan Oktober dan November. Ini adalah tanda-tanda menggembirakan bagi Provinsi NTB dan masyarakatnya.
Indikator pertumbuhan ekonomi triwulan III menunjukkan angka pertumbuhan sebesar 5,91 persen tanpa memperhitungkan sektor pertambangan, dan 1,58 persen dengan memperhitungkan sektor pertambangan. Meskipun angka pertumbuhan tersebut masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, ini merupakan kabar baik karena menandakan adanya pemulihan ekonomi yang signifikan. Sebelumnya, Provinsi NTB mengalami kontraksi pada triwulan II, sehingga pertumbuhan negatif.
Selain itu, berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2023, tingkat pengangguran terbuka Provinsi NTB hanya sebesar 2,80 persen, jauh di bawah tingkat pengangguran terbuka secara nasional yang mencapai 5,32 persen. Provinsi NTB bahkan berada di peringkat keempat sebagai daerah dengan tingkat pengangguran terbuka terendah di Indonesia. Kondisi ketenagakerjaan yang positif ini tercermin dalam peningkatan jumlah pekerja penuh dan pekerja paruh waktu, yang menjadi indikator nyata perbaikan ekonomi Provinsi NTB.
Gubernur Miq Gita menyatakan optimisme bahwa momentum perbaikan ekonomi akan terus berlanjut dengan berbagai upaya yang terus dilakukan. Salah satu langkah yang diambil adalah konsolidasi belanja pemerintah untuk menjadi stimulus perbaikan ekonomi. Konsolidasi ini mencakup penyusunan APBD Provinsi NTB yang berkualitas. Meskipun terdapat keterbatasan, Pemprov NTB memastikan bahwa alokasi APBD harus memenuhi kebutuhan wajib seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pengentasan kemiskinan, pengendalian inflasi, dan program afirmasi untuk mendukung UKM.
Pemerintah juga mendorong kabupaten, kota, dan desa untuk mengambil langkah serupa, memperkuat kontribusi belanja pemerintah terhadap perbaikan ekonomi.
Selain itu, upaya koordinasi dan lobbying intensif dengan pemerintah pusat telah membuahkan hasil. Provinsi NTB telah menjadi fokus nasional dalam beberapa kegiatan ekonomi, menciptakan efek berlipat yang mampu menggerakkan perekonomian NTB. Hasilnya terlihat dalam peningkatan signifikan pada sektor industri olahan, jasa pendidikan, akomodasi, makanan, dan minuman.
Penting juga memastikan bahwa investasi swasta dan BUMN berjalan dalam suasana yang kondusif. Dalam upaya ini, KEK Mandalika dan industri smelter di Pulau Sumbawa berperan penting. Investasi swasta telah memberikan kontribusi nyata, dengan event internasional di Sirkuit Mandalika dan industri smelter di KSB yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Terakhir, kebijakan afirmasi untuk meningkatkan produktivitas masyarakat di berbagai sektor, seperti petani, nelayan, peternak, pedagang, dan pelaku UMKM, menjadi hal penting. Pemerintah melaksanakan program-program untuk meningkatkan kapasitas manajemen, kualitas produksi, dan produktivitas. Program bela beli produk lokal menjadi upaya konkret dalam mendukung produksi masyarakat desa.
Semua upaya ini, yang dilakukan secara kolaboratif, membuat kita optimis untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi tingkat pengangguran di NTB. Lebih dari itu, NTB berkontribusi dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Gubernur Miq Gita menutup dengan harapan bahwa Provinsi NTB akan terus menjadi contoh perbaikan ekonomi yang menggembirakan.