Mataram – Perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatatkan pertumbuhan signifikan pada Triwulan II tahun 2024. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, pertumbuhan ekonomi daerah ini mencapai 11,06 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-y), menempatkannya sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua secara nasional setelah Papua Barat.
Peningkatan ini didukung oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku yang tercatat sebesar Rp46,80 triliun dan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010 mencapai Rp28,06 triliun.
Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, menekankan pentingnya menjaga momentum ini. “Tren positif ini harus kita pertahankan. Semoga pertumbuhan ekonomi NTB terus meningkat pada triwulan berikutnya,” ujarnya dalam rilis berita resmi statistik yang digelar di Aula Tambora, BPS NTB, Senin (5/8/2024).
Kepala BPS Provinsi NTB, Drs. Wahyudin, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi NTB didorong oleh berbagai sektor produksi, dengan kontribusi terbesar berasal dari lapangan usaha pertambangan yang mencatat pertumbuhan hingga 46,00 persen. Selain itu, sektor jasa keuangan tumbuh 18,64 persen, sementara sektor penyediaan akomodasi serta makan dan minum meningkat sebesar 10,17 persen.
Dari sisi pengeluaran, ekspor barang dan jasa menjadi komponen yang tumbuh paling signifikan, mencapai 92,20 persen. Di sisi lain, konsumsi rumah tangga tetap menjadi penyumbang terbesar dalam perekonomian NTB, dengan kontribusi hampir 56,40 persen.
Ekonomi NTB pada Triwulan II-2024 juga menunjukkan kenaikan 5,90 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi terlihat pada sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, yang tumbuh sebesar 16,17 persen. Sektor lain yang mencatatkan kenaikan signifikan adalah pengadaan listrik dan gas (15,48 persen) serta pertanian, kehutanan, dan perikanan (14,61 persen).
Sementara itu, ekonomi NTB tanpa kontribusi biji logam menunjukkan pertumbuhan 4,83 persen jika dibandingkan dengan Triwulan II tahun lalu dan naik 6,66 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini mencerminkan perkembangan ekonomi yang inklusif, meski tanpa sektor logam.
BPS menyampaikan apresiasi atas keberhasilan NTB menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil, baik secara tahunan maupun bulanan. “Alhamdulillah, ekonomi NTB terus menunjukkan tren positif,” kata Wahyudin.
Ke depan, pemerintah daerah diharapkan terus mengoptimalkan berbagai sektor, baik melalui inovasi kebijakan maupun kolaborasi antar-stakeholder, untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.