Mataram, NTB – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah mematangkan persiapan untuk pelaksanaan peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW tahun 1446 H. Rapat koordinasi dipimpin oleh Asisten I Setda Provinsi NTB, H. Fathurrahman, M.Si, berlangsung di Ruang Rapat Anggrek, Kantor Gubernur NTB, dengan dihadiri sejumlah OPD terkait, PHBI, Kanwil Kemenag NTB, dan lembaga terkait lainnya(15/1/2025).
Dalam rapat tersebut, H. Fathurrahman menekankan pentingnya memastikan peringatan Isra’ Mi’raj tahun ini berjalan lancar, aman, dan lebih tertib dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Kami berharap semua pihak mempersiapkan acara ini dengan optimal untuk mengantisipasi kendala yang mungkin terjadi. Keterlibatan ASN Pemprov NTB juga menjadi poin penting yang harus diperhatikan,” ujar Fathurrahman.
Ia juga mengimbau agar masyarakat sekitar, khususnya jamaah yang bermukim di sekitar Islamic Center, serta pelajar SMA/SMK/MA di Kota Mataram turut berpartisipasi dalam perayaan ini. Selain itu, ia menekankan agar jamaah tetap berada di lokasi hingga acara selesai.
“Kami meminta petugas, termasuk Satpol PP dan tim dari Islamic Center, untuk membantu menjaga ketertiban dan memastikan para jamaah, terutama pelajar, tidak meninggalkan tempat sebelum acara benar-benar berakhir,” tambahnya.
Sementara itu, Karo Kesra Setda Provinsi NTB, Drs. H. Sahnan, M.Pd, mengonfirmasi bahwa peringatan Isra’ Mi’raj akan digelar pada 24 Januari 2025, lebih awal dari alternatif sebelumnya, yakni 30 Januari. Rangkaian acara akan dimulai dengan Sholat Magrib berjamaah, dilanjutkan dengan tausiyah peringatan Isra’ Mi’raj, dan ditutup dengan Sholat Isya berjamaah.
Undangan akan disebarkan kepada ASN lingkup Pemprov NTB, Forkopimda, serta unsur TNI-Polri. Untuk tausiyah, Prof. Dr. Zaidi Abdat dari UIN Mataram telah ditetapkan sebagai penceramah utama, dengan opsi cadangan TGH Ahmad Tantowi.
Acara ini direncanakan berlangsung di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center Mataram, dengan kehadiran Gubernur dan Wakil Gubernur NTB terpilih. Panitia berharap momen ini dapat menjadi ajang refleksi spiritual sekaligus mempererat kebersamaan masyarakat NTB.